Minggu, 24 Maret 2013

TOEFL dan TOEIC

Saat berkeliling di dunia maya, alias blog-walk, saya menemukan artikel LIA Pakuan ini. Dari sana saya mendapatkan sedikit pengertian tentang perbedaan TOEFL dan TOEIC, yang tadinya saya pikir sama saja.
Di halaman tersebut tertulis:
Tes Prediksi TOEFL (EPT:English Proficiency Test) EPT adalah tes yang telah dikembangkan oleh LBPP-LIA untuk mengukur kemampuan bahasa inggris menggunakan standar-standar pengukuran yang mirip tes TOEFL. Tes ini dimaksudkan untuk memberikan prediksi yang mendekati nilai TOEFL sebenarnya.
Tes Prediksi TOEIC (BET:Business English Test)
BET juga merupakan tes prediksi yang menggunakan standar-standar pengukuran kemampuan yang mirip tes TOEIC. Hasilnya juga merupakan prediksi yang mendekati nilai TOEIC sebenarnya.
Tes Kompetensi Bahasa standar DIKNAS (TUK-BIG:Tes Uji Kompetensi Bahasa Inggris)
Tes yang merupakan kerjasama dengan LSK-BIG (Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bahasa Inggris) ini menawarkan hasil tes kemampuan bahasa Inggris yang tersertifikasi oleh DIKNAS (Departemen Pendidikan Nasional).
Lho? Dari penjelasannya kok nggak disebut perbedaannya ya? Iya, betul sekali.
Kalo dari kepanjangannya:
  • TOEFL: Test of English as Foreign Language

  • TOEIC: Test of English for International Communication
Yang saya tahu, TOEFL itu benar2 rumit, khususnya “berat” dalam hal struktur kalimat dan grammar. Untuk TOEIC, saya menilai lebih mudah dan sederhana, karena menggunakan kalimat dan vocabularies yang dipakai sehari-hari. Jadi saya ambil kesimpulan sendiri, seperti nama tes yg dipilih oleh LIA: English Proficiency Test. Dalam Bahasa Indonesia, Tes Kecakapan Bahasa Inggris. Untuk TOEIC disebut Business English Test. Dalam Bahasa Indonesia,Tes Bahasa Inggris untuk Bisnis.

Dari rentang nilai, sebagai gambaran saya pernah mendapat skor 520 untuk TOEFL dan 810 untuk TOEIC. Artinya, skor TOEIC rentangnya lebih besar.
Untuk kegunaan, perusahaan2 di Indonesia (termasuk PNS dan BUMN) mensyaratkan TOEFL. Tetapi “jangan coba2″ cari sertifikat TOEFL yg ASLI, bakalan pusing ente. Pensyaratan yg dimaksud tersebut adalah sertifikat yg dikeluarkan oleh Lembaga Bahasa yg Diakui Pemerintah. Kalo TOEIC, saya memiliki sertifikat ASLI yg dikeluarkan oleh ETS. Sertifikat ini saya dapat dari kampus saya, Universitas Brawijaya. Bagi umum yg masih nekat kepengen mendapat sertifikat ini, bisa menghubungi kampus saya (dulu gedungnya di Inkubator Bisnis Universitas Brawijaya, sebelah Malang Town Square, Kodya Malang - Jatim).
Sedikit tambahan Opini, saya lebih mendorong masyarakat Indonesia untuk beralih ke TOEIC (atau standar Tes Departemen Pendidikan yg baru itu). Kenapa? Alasan saya, TOEFL itu sangat rumit, serumit kurikulum pendidikan menengah di Indonesia (hehehe…). Saking rumitnya, mungkin saya sarankan Anda untuk berakrab ria dengan Mbak Blue Betty: buku Grammar berbahasa inggris yg setebal Kamus. Saya juga membaca pensyaratan nilai TOEFL > 600 untuk pegawai Kementerian Perdagangan, hmmm… Padahal kan jelas2 itu dunia bisnis yah. Dalam hati: baru tahu sedikit aja udah belagu…
13467277312062512644

Tidak ada komentar:

Posting Komentar